Postingan

Pembelajaran Diferensiasi (PPT)

Gambar
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI Berikut adalah contoh PPT yang berisi penjelasan Pembelajaran Berdiferensiasi yang saya buat bersama kelompok saya dalam Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 Surabaya. Materi ini terdapat pada modul 2.1. Ruang Kolaborasi. Link PPT Pembelajaran Berdiferensiasi : https://drive.google.com/file/d/1PU9PJSncPwl97AZwbCILAWNWCeBVyXTk/view?usp=sharing

PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI (Diagram Frayer)

Gambar
PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI (Diagram Frayer) Pemetaan kebutuhan murid  untuk salah satu materi yang saat ini Anda ajarkan di kelas, dengan menggunakan salah satu dari 3 pendekatan (minat, kesiapan, dan profil belajar) Berikut Contoh Pemetaan Kebutuhan Murid dalam bentuk Tabel : https://drive.google.com/file/d/1SxW6W3uRjq6BRE29If0xP-UhjDc5Y9GC/view?usp=sharing Kesimpulan pemahaman Anda tentang pembelajaran berdiferensiasi berupa Diagram Frayer : https://drive.google.com/file/d/1v-xkIUp0IO3jxEb5YiWbuktgoUsFoCkV/view?usp=sharing

Poster Budaya Positif di Sekolah (PENDIDIKAN GURU PENGGERAK)

Gambar
P roduk kegiatan berupa poster berisi panduan interaksi guru dan murid dalam membangun budaya positif di sekolah. Berikut adalah poster yang saya buat : 

Pemetaan Kekuatan (Pendidikan Guru Penggerak)

Gambar
Untuk mencapai visi tentu tidak dapat berjalan sendiri, perubahan dapat terjadi dengan adanya keterlibatan dari berbagai aktor di dalam lingkungan tersebut, contohnya lingkungan sekolah.  Berdasarkan pendekatan inkuiri apresiatif, aktor-aktor tersebut adalah aset atau sumber kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk mengapai mimpi/visi tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk membuat pemetaan kekuatan. Pemetaan kekuatan ini dilakukan untuk mengetahui siapa yang dapat ikut berperan mendukung kita dan bentuk dukungan seperti apa yang dapat dimanfaatkan. Pemetaan kekuatan ini tidak dimaksudkan untuk agar kita bergantung pada banyaknya aktor di lingkungan kita untuk mewujudkan mimpi pribadi kita mengenai murid.  Pada saat membuat pemetaan kekuatan, aktor penting pertama yang perlu dipertimbangkan adalah Anda dan murid Anda. Bayangkanlah diri Anda sebagai aktor kunci dan aset pertama yang Anda miliki dalam mewujudkan mimpi. Kemudian, bayangkanlah juga murid Anda sebagai aset utama

Pengambilan Keputusan

Gambar
 Jurnal Monolog Refleksi "Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran" Dalam blog kali ini saya akan menulis pengetahuan dan pemahaman saya dalam Program Guru Penggerak modul 3.1 tentang Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran. Pada materi ini, ada beberapa  peristiwa dimana saya mengambil sebuah keputusan sulit. Namun, setelah mempelajari modul ini saya mengetahui bahwa tidak semua keputusan sulit tersebut merupakan dilema etika. Ada kalanya itu lebih berupa bujukan moral. Dilema etika adalah keputusan yang harus kita ambil ketika kita harus dihadapkan dengan 2 kejadian yang sama-sama benar (benar vs benar). Sedangkan bujukan moral adalah  keputusan yang harus kita ambil ketika kita harus dihadapkan dengan 2 kejadian dimana salah satunya benar dan satu lagi salah (benar vs salah). Melalui blog ini, saya harap saya dapat mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang saya dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah atau lingkungan saya tentang pengambil

Aksi Nyata Budaya Positif-Kesepakatan Kelas

Gambar
 Aksi Nyata Budaya Positif Membuat Kesepakatan Kelas Di SDN Banyu Urip III-364 Surabaya Latar belakang Saya membuat rancangan tindakan ini karena saya ingin menerapkan budaya positif di sekolah saya untuk memperbaiki dan mengembangkan karakter anak. Saya ingin anak-anak dapat terbiasa menerapkan budaya positif atas keinginan dan keyakinan mereka sendiri. Tujuan Dampak pada murid yang ingin dilihat dari rancangan tindakan ini adalah perubahan dan pengembangan karakter menjadi lebih baik dari sebelumnya dan sukses moral baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Linimasa tindakan yang akan dilakukan 1. Berdiskusi dengan kepala sekolah 2. Berdiskusi dengan komunitas praktisi di sekolah 3. Menetapkan budaya positif yang akan diterapkan di sekolah 4. Menetapkan siapa saja pihak yang akan dilibatkan dalam kegiatan ini 5. Menetapkan cara atau strategi yang akan digunakan  6. Mensosialiasasikan budaya positif yang akan diterapkan pada anak, yaitu membuat kesepakatan kelas 7. Me

Komunitas Praktisi

Gambar
Aksi Nyata "Visi Guru Penggerak" (Manajemen Perubahan) Mengutip materi yang saya dapat tentang "Peralatan Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara" pada pendidikan Guru Penggerak modul 1.3, bahwa Ki Hadjar Dewantara dalam majalah "Keloearga" tahun 1937 menyatakan sebuah frasa "peralatan pendidikan". Beliau menjelaskan, peralatan pendidikan merupakan cara-cara mendidik yang beragam bentuknya. Namun, beliau membaginya menjadi 6 cara utama sebagai berikut : 1. memberi contoh 2. pembiasaan 3. pengajaran 4. perintah, paksaan dan hukuman 5. laku 6. pengalaman lahir dan bathin Beliau menyatakan bahwa alat-alat itu tidak perlu dipergunakan semua. Beliau pun menyampaikan bahwa ada yang tidak sepakat terutama dengan penggunaan cara nomor 4. Beliau pun menyatakan penggunaan cara-cara tersebut harus dihubungkan dengan jenjang usia dan perkembangan murid yang merupakan kodrat mereka. Dalam pernyataan Ki Hadjar Dewantara tersebut, saya dapat menyimpulkan bahwa p

Penerapan Inkuiri Apresiatif BAGJA

Berikut adalah Penerapan Inkuiri Apresiatif BAGJA di sekolah. Silakan mengklik link/teks ("File PDF Penerapan BAGJA" atau "Penerapan Inkuiri Apresiatif BAGJA") dibawah ini : File PDF :  File PDF Penerapan BAGJA atau E-book berikut ini :     Penerapan Inkuiri Apresiatif BAGJA   Terima kasih, Salam Guru Penggerak Tergerak, Bergerak, Menggerakkan

Inkuiri Apresiatif (BAGJA)

Gambar
Inkuiri Apresiatif (IA) Setiap guru pasti ingin menjadikan sekolah sebagai rumah yang aman, nyaman dan bermakna bagi murid , n amun, dalam prakteknya, kalimat tersebut bukan kalimat yang mudah untuk diwujudkan. Perlu perubahan yang mendasar dan upaya yang konsisten . Oleh karena itu, kita butuh visi untuk mencapai perubahan budaya sekolah yang lebih baik dari kondisi saat ini. Walaupun sulit, reformasi budaya sekolah bukanlah hal yang tidak mungkin. Untuk melakukannya diperlukan orang-orang yang bersedia melawan arus naif tentang inovasi dan terbuka terhadap kenyataan yang bersifat manusiawi. Hal ini berarti butuh partisipasi dari semua warga sekolah. Perubahan yang positif dan konstruktif di sekolah biasanya membutuhkan waktu dan bersifat bertahap . Untuk dapat mewujudkan visi sekolah dan melakukan proses perubahan, maka perlu sebuah pendekatan atau paradigma , p aradigma yang disebut Inkuiri Apresiatif (IA). IA dikenal sebagai pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan b

Aksi Nyata Nilai dan Peran Guru Penggerak

Gambar
Aksi Nyata Nilai dan Peran Guru Penggerak Dalam postingan kali ini, saya akan sedikit menceritakan tentang "Aksi Nyata Nilai dan Peran Guru Penggerak" yang sudah saya lakukan selama pendidikan Guru Penggerak pada modul 1.2 ini. Sebelumnya saya akan membahas tentang apa itu nilai dan peran Guru Penggerak. Nilai Guru Penggerak adalah Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif dan Berpihak pada Murid . Sedangkan peran Guru Penggerak ada 5 butir yaitu : 1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran 2. Menggerakkan Komunitas Praktisi 3. Menjadi Coach bagi Guru Lain 4. Mendorong Kolaborasi antar Guru 5. Mewujudkan Kepemimpinan Murid. Kegiatan "Aksi Nyata Nilai dan Peran Guru Penggerak" yang sudah saya lakukan selama pendidikan Guru Penggerak pada modul 1.2 ini adalah saya, Vivien Harianika Putri, mengikuti lomba "Pembuatan Alat Pelajaran/Peraga Berbasis TIK" menggunakan aplikasi Sway pada Microsoft Office 365. Dalam kegiatan ini, saya dan 7 (tujuh) guru di SDN Banyu Urip III-